Minggu, 02 September 2012
MAKALAH SABM
DIMAS RIZKI PRATOMO
UNIVERSITAS INDONESIA
2008
BAB I
PENDAHULUAN
Kuwait adalah negara Arab (berbangsa dan berbahasa resmi Arab)
yang terletak di Timur Tengah berbentuk Emirat (monarki semi konstitusional)
dengan ibukota Kuwait City. Kuwait artinya benteng kecil, suatu kata yang
merujuk kepada benteng yang dibangun di kota tersebut oleh kaum yang pertama
kali tinggal. Luas negara sekitar 17.818 km2 atau 6.178 mil persegi. Kuwait
sebelah selatan berbatasan dengan Arab Saudi, sebelah utara dengan Irak, serta
sebelah timur dengan Teluk Persia. Letak persisnya adalah di sudut timur laut
dari Semenanjung Arab. Posisi wilayah tersebut bergaris lintang -28° 47' sampai
30° 04' LU, dengan garis bujur -46° 34' BT sampai 48° 18' BT.[1]
Mayoritas dari
penduduk Kuwait (sekitar 90 %) adalah muslim, dengan mayoritas penganut aliran Sunni
bermazhab Maliki dan Hambali, dengan sedikit penganut aliran Syiah. Penganut Syiah
di Kuwait diperkirakan mencapai 10 persen dari total penduduk Kuwait. Dan dari
10 persen tersebut, 20 persen diantaranya adalah penduduk asli kuwait. Sedangkan
mayoritas pemeluk Syiah berasal dari keturunan Persia (Iran).[2]
Kuwait
merupakan negara yang kaya akan sumber daya minyaknya, sehingga negara itu
menjadi rebutan tidak hanya negara-negara barat, tetapi juga negara Arab
sendiri. Kuwait terus-menerus mendapat gangguan dari negara sekitar terutama
Irak hingga terjadilah Perang Teluk II.
Perang Teluk Persia II
atau Gulf War II disebabkan atas Invasi Irak atas Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990.
Irak menggunakan strategi gerak cepat yang langsung menguasai Kuwait. Emir Kuwait Syeikh Jaber Al Ahmed Al Sabah segera meninggalkan
negaranya dan Kuwait dijadikan provinsi ke-19 Irak
dengan nama Saddamiyat Al-Mitla` pada tanggal 28 Agustus tahun 1990,
sekalipun Kuwait membalasnya dengan serangan udara kecil terhadap posisi posisi
Irak pada tanggal 3 Agustus 1991
dari pangkalan yang dirahasiakan.[3]
Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi
Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran
dalam perang Iran-Irak.
Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya
harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta
perselisihan atas Ladang
Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran.
Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990.
Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB
menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990.
Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul
negara-negara lain baik negara-negara Arab kecuali Syria,
Libya dan Yordania serta Palestina. Kemudian datang pula bantuan
militer Eropa khususnya Eropa Barat (Inggris, Perancis dan Jerman Barat), serta beberapa negara di
kawasan Asia. Irak menolak permintaan PBB
agar Irak menarik pasukannya dari Kuwait 15 Januari 1991.
Akhirnya Presiden Amerika Serikat George H. Bush diizinkan menyatakan perang
oleh Kongres Amerika
Serikat tanggal 12 Januari 1991.
Operasi Badai Gurun dimulai tanggal 17 Januari 1991
pukul 03:00 waktu Baghdad yang diawali serangan serangan udara atas Baghdad dan beberapa wilayah Irak lainnya
serta operasi di daratan yang mengakibatkan perang darat yang dimulai tanggal 30 Januari 1991.[4]
Irak melakukan serangan balasan dengan memprovokasi Israel dengan menghujani Israel terutama Tel Aviv dan Haifa,
Arab Saudi di Dhahran dengan serangan rudal
Scud B
buatan Sovyet rakitan Irak, serta melakukan perang lingkungan dengan membakar
sumur sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia. Sempat terjadi tawar-menawar
perdamaian antara Uni Sovyet dengan
Irak yang dilakukan atas diplomasi Yevgeny
Primakov dan Presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev namun ditolak Presiden Bush
pada tanggal 19 Februari 1991.
Sementara Sovyet akhirnya tidak melakukan tindakan apa pun di Dewan Keamanan
PBB semisal mengambil hak veto. Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak
mengambil serangan balasan atas Irak untuk menghindari berbaliknya kekuatan
militer Negara Negara Arab yang dikhawatirkan akan mengubah jalannya
peperangan. Pada tanggal 27 Februari 1991
pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan Presiden Bush menyatakan perang
selesai.[5]
BAB II
REKONSTRUKSI
SEKTOR EKONOMI DAN POLITIK DI KUWAIT PASCA PERANG TELUK
Terjadinya perang pada umumnya pasti akan membawa
dampak bagi negara-negara yang terlibat. Seperti juga halnya Perang Teluk II
yang secara umum berdampak pada Timur Tengah umumnya dan Kuwait pada khususnya.
Dampak yang muncul terutama dampak negatif berupa hancurnya sektor keamanan,
ekonomi, politik dan sektor-sektor lainnya.
Situasi keamanan kawasan Teluk pasca perang belum
memperlihatkan tanda-tanda yang bergerak ke arah pembentukan pengaturan
keamanan regional.[6]
Kelangsungan sistem keamanan seperti itu tentu sangat ditentukan oleh kemampuan
koordinasi strategik dan kerjasama politik antar unsur-unsur yang membentuk
sistem keamanan itu.[7]
Dua tahun setelah kemerdekaan, Kuwait masih didominasi
oleh akibat perang teluk. Secara ekonomi, politik dan sosial negara ini masih
mencoba untuk pemulihan setelah tujuh bulan pendudukan Irak.[8]
Adapun usaha rekonstruksi sektor ekonomi dan politik
di Kuwait pasca Perang Teluk akan dijabarkan, sebagai berikut :
- Sektor Ekonomi
Perang Teluk II akibat invasi Irak atas Kuwait sangat
berpengaruh terhadap perekonomian Kuwait. Jumlah penduduk Kuwait turun drastis
dari 2,2 juta jiwa menjadi 1,8 juta jiwa yang berpengaruh bagi ketenagakerjaan
negara tersebut.[9]
Invasi dan pendudukan Irak atas Kuwait
memiliki efek transformatif pada hampir setiap aspek kehidupan masyarakat
Kuwait. Telah terjadi tindakan perampasan oleh pasukan Irak terhadap aset-aset
yang dimiliki Kuwait.
Setelah perang teluk, mulai dilakukan
perbaikan-perbaikan pada sektor ekonomi
tersebut. Industri minyak menjadi salah satu bagian yang mengalami
kerusakan berat pasca perang teluk. Perekonomian Kuwait terutama disandarkan
pada hasil ekspor minyak. Memang, meskipun Kuwait hanyalah sebuah negara kecil
namun kekayaan minyak buminya sangat berlimpah. Deposit minyaknya terutama yang
terletak di kota Ahmadi. Diperkirakan di perut bumi Kuwait masih tersedia
sekitar 9 juta ton metrik minyak.[10]
Minyak merupakan sumber pendapatan utama Kuwait yang
dapat digunakan untuk menopang program-program pemerintah lainnya dan juga
untuk membayar biaya perang dan rekonstruksi pasca perang teluk. Hal ini
menjadikan minyak sebagai prioritas utama perbaikan sektor ekonomi. Perbaikan
yang dilakukan terhadap infrastruktur
minyak yang hancur, antara lain dengan memperbaiki kerusakan kilang minyak,
jalur pipa, dan infrastruktur minyak lainnya. Pada bulan Januari tahun 1992,
produksi minyak meningkat mencapai angka 550.000 BPD, dan pada Juni tahun 1992,
kembali meningkat menjadi hampir 1 juta BPD. Pemerintah Kuwait berharap dapat
meningkatkan produksi hingga 2 juta BPD pada akhir tahun 1993. Selain itu,
dibuat 19 (sembilan belas) sumur minyak baru untuk menggantikan sumur yang
rusak akibat perang teluk.
Operasi perbaikan dan pemulihan sektor minyak ternyata
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pada bulan Januari tahun 1992, Menteri bidang
perminyakan Kuwait mengumumkan telah menghabiskan US $ 1,5 miliar untuk
memperbaiki kilang minyak yang terbakar selama perang teluk dan US $ 8 sampai
US $ 10 miliar untuk memperbaiki kerusakan lainnya. Pada pertengahan tahun 1992,
diperkirakan biaya rekonstruksi di sektor perminyakan untuk periode 1992-1995
akan mencapai US $ 6,5miliar.
Selain infrastruktur sektor minyak yang mengalami
kerusakan pasca Perang Teluk, infrastruktur
ekonomi lain juga mengalami kerusakan. Hanya saja kerusakannya tidak
separah kerusakan dalam sektor minyak. Misalnya saja dalam sektor perbankan. Sektor
ini mulai mengalami kerusakan setelah pendudukan Irak atas Kuwait. Banyak
agenda yang direncanakan oleh pemerintah untuk memperbaiki sektor perbankan
antara lain dengan melakukan reformasi terhadap bank-bank yang ada.
Pada bulan Desember tahun 1991,
pemerintah Kuwait mengumumkan rencana untuk menyelesaikan masalah kredit macet.
Pemerintah Kuwait sepakat untuk membayar hutang domestik sebesar US $ 20 miliar
dari 11 (sebelas) bank komersial dan investasi perusahaan dengan cara melakukan
pertukaran obligasi. Rencana ini menghapus kekhawatiran dari orang-orang Kuwait
yang pada awalnya akan diwajibkan untuk
membayar hutang-hutang tersebut. Shaykh Salim Al Abd Al Aziz Al Sabah, Gubernur
Bank Kuwait, mengatakan rencana tersebut diperlukan untuk mencegah terjadinya
kehancuran dalam sistem perbankan dan juga bertujuan untuk memulihkan
kepercayaan terhadap pemerintah sebelum pemilihan umum yang akan dilaksanakan
di Kuwait.
Akibat perang teluk, bank-bank di Kuwait banyak yang
melakukan pengurangan jumlah karyawan. Sebelum perang teluk, pegawai-pegawai
bank di Kuwait kebanyakan adalah orang asing. Salah satu bank yang selamat
dengan adanya invasi Irak ini adalah Bank Nasional Kuwait ( National Bank of
Kuwait ). Bank ini merupakan bank komersial terbesar di Kuwait. Bank Nasional
Kuwait diberi tugas oleh pemerintah untuk menangani masalah keuangan selama
krisis. Menurut Bank Nasional Kuwait
melalui laporan yang dikeluarkan pada pertengahan tahun 1992, beberapa faktor
penghambat perbaikan sektor swasta adalah :
- Keputusan pemerintah untuk membatasi jumlah orang
asing yang datang ke Kuwait, hal ini menghambat upaya masuknya tenaga ahli
dan tenaga terampil ke Kuwait.
- Rendahnya tingkat investasi pemerintah pada
bidang industri sebagai akibat dari penurunan pendapatan pemerintah dan
keputusan pemerintah untuk berinvestasi di bidang pertahanan dan lebih
fokus dalam rencana jangka pendek untuk memulihkan pelayanan dasar.
Perbaikan sektor ekonomi merupakan hal yang harus
segera dilakukan di Kuwait mengingat kebutuhan pemerintah Kuwait yang semakin
besar dan juga untuk mengganti kekosongan kas negara selama perang berlangsung.
Orang-orang Kuwait dan pemerintah telah berhasil membuat para investor kecil untuk
berani kembali melakukan penanaman investasi di Kuwait. Masih pada pertengahan
tahun 1992, permintaan akan barang-barang seperti mobil, mulai mengalami
kenaikan dan pasokannya pun mencukupi untuk memenuhi permintaan-permintaan
tersebut. Dalam upaya untuk meningkatkan sektor swasta, program pemerintah
untuk menutup kerugian adalah dengan cara bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan
asing dan meminta perusahaan-perusahaan
asing tersebut untuk kembali melakukan investasi di Kuwait. Kontrak dengan
perusahaan-perusahaan tersebut bernilai lebih dari US $ 17 juta dan sebesar 30
% dari nilai kontrak tersebut diwajibkan untuk investasi. Pada bulan Februari tahun 1992, pemerintah
Kuwait mengumumkan rencana untuk memulai privatisasi jaringan telekomunikasi
masyarakat. Dari rencana privatisasi tersebut, pemerintah mengharapkan agar dapat
menghasilkan US $ 1 miliar untuk pemerintah. Pada bulan Mei, pemerintah
mengumumkan akan memprivatisasi 77 ( tujuh puluh tujuh) stasiun gas lokal.
Pada awalnya beberapa pengamat asing memperkirakan
biaya rekonstruksi yang akan dilakukan akan mencapai US $ 100 miliar. Akan
tetapi tampaknya akan lebih sedikit dikarenakan adanya kemungkinan biaya yang
dibutuhkan untuk rekonstruksi hanya berkisar antara US $ 20 sampai US $ 25
miliar. Hasil penerimaan minyak pada tahun fiskal 1992 adalah sebesar US $ 2,4
miliar serta pinjaman-pinjaman dari pasar uang internasional. Pada bulan
Oktober tahun 1991, pemerintah Kuwait mengumumkan rencana untuk melakukan peminjaman
US $ 5 miliar untuk tahap pertama dari program pinjaman lima tahun. Pinjaman
ini menjadi pinjaman yang terbesar dalam sejarah.
Pada pertengahan tahun 1992, sebuah studi penelitian
menunjukkan bahwa sebanyak 30 % dari pendapatan Kuwait pada tahun 1993 akan
berkurang karena digunakan untuk membayar bunga utang pemerintah, yang mencapai
US $ 37 miliar pada akhir tahun 1992. Meskipun situasi ekonomi pasca perang
teluk ini begitu kompleks, tetapi pemerintah Kuwait merasa berkewajiban untuk
menaikkan standar hidup masyarakat Kuwait seperti yang dilakukan sebelum
perang. Beberapa pengeluaran terbesar pemerintah langsung ditujukan kepada
masyarakat. Pemerintah memutuskan untuk membayar gaji semua pegawai pemerintah
selama periode pendudukan Irak di Kuwait.
Pada bulan Maret tahun 1992, pemerintah menaikkan gaji
negara. Pemerintah juga setuju untuk mencoret sekitar US $ 1,2 miliar dalam
kredit konsumen dari 120.000 orang kuwait. Selain itu, pemerintah Kuwait juga
mencoret nilai pinjaman perumahan dan properti yang dibuat sebelum perang
senilai US $ 3,4 miliar. Serta memberikan ganti rugi kepada setiap keluarga
Kuwait yang tinggal di Kuwait selama perang teluk sebesar US $ 1.750. Pada
bulan Juli tahun 1992, pemerintah Kuwait membebaskan biaya pelayanan publik,
seperti tagihan listrik, telepon dan sebagainya.[11]
- Sektor Politik
Perang teluk juga mengubah dinamika politik di Kuwait.
Selama perang teluk, sebagian besar para pemimpin oposisi dan pemerintahan
kuwait mengasingkan diri ke Arab Saudi. Di Arab Saudi, para pemimpin oposisi
kuwait menunjukkan keprihatinannya atas invasi Irak ke Kuwait dan keadaan
Politik kuwait yang berantakan. Mereka menemui pemimpin Kuwait saat itu, Sheikh
Jaber Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah supaya berjanji untuk segera mengembalikan
sistem demokrasi politik di Kuwait seperti keadaan sebelum perang.
Pada bulan Oktober tahun 1990 terjadi pertikaian ketika
1.200 orang pemimpin oposisi bertemu dengan Raja Kuwait di Arab Saudi. Rakyat Kuwait
dijanjikan akan segera memperoleh kemerdekaan. Keadaan seperti ini diibaratkan
seperti barang yang berada di gudang yang menunggu pemiliknya kembali untuk
mengambilnya. Orang-orang Kuwait yang telah berjuang selama berbulan-bulan
melawan pendudukan Irak menginginkan agar kemerdekaan segera terwujud dan juga
membutuhkan sedikit kenyamanan seperti para pemimpin yang berjuang dalam
pengasingan. Hal ini menyebabkan munculnya beberapa golongan misalnya seperti
Forum Demokrasi. Pada tahun 1991, Forum Demokrasi menyatakan dirinya sebagai
partai politik. Selain itu juga muncul Oposisi Islam Sunni yang bergabung
dengan Muslim Brotherhood yang berorientasi terhadap Gerakan Konstitusi Islam
dan Aliansi Islam.
Keadaan ini memaksa Emir Kuwait Syeikh Jaber untuk
segera kembali ke Kuwait dan mengembalikan keadaan politik yang berantakan
selama perang teluk ini. Namun, kali ini Syaikh Jaber benar-benar mendapatkan
tantangan yang serius dalam pemerintahannya. Para kelompok oposisi Kuwait
datang dan memaksa Syeikh Jaber agar segera menerapkan sistem politik partisipatif.
Hal ini membuat Amir Kuwait Syeikh Jaber Al Ahmad Al Sabah sepakat untuk
mengadakan pemilihan untuk Majelis Nasional pada bulan Oktober 1992.
Pasca perang teluk, keluarga Al Sabah masih mendapat
posisi tertinggi dalam mengatur pemerintahan, walaupun terjadi sedikit
perubahan anggota. Pada bulan April 1991, pemerintah mengumumkan kabinet baru.
Dalam kabinet yang baru ini, Sabah Al Ahmad Al Sabah, Menteri urusan luar
negeri sejak tahun 1960-an, diganti oleh Salim Al Sabah, yang sebelumnya
menjabat sebagai Menteri Interior. Selain itu, Menteri Keuangan Ali Al Kalifat
Al Sabah diturunkan dari jabatannya, dan Menteri Pertahanan Nawwaf Al Ahmad Al
Sabah diubah jabatannya menjadi Menteri Urusan Sosial dan Tenaga Kerja. Pada
bulan Januari 1992, beberapa wartawan
terus menerus menyampaikan kritikan terhadap pemerintah dan terus melakukan
perdebatan politik dengan pemerintah. Oktober 1992, Pemilihan Umum dinyatakan
menjadi dasar kekuatan politik masa depan Kuwait dalam 20 abad mendatang.[12]
Pasca perang teluk, kaitannya dengan politik luar
negeri. Kuwait menitikberatkan perbaikan politik luar negerinya dalam bidang
pertahanan keamanan. Pada tahun 1992, anggaran pertahanan Kuwait mencapai 2,6
milyar Dinar atau sekitar US $ 9,3 milyar. Mengingat perlunya pertahanan
keamanan terhadap Kuwait yang kaya akan minyak, Kuwait mendirikan Dewan
Pertahanan Agung. Dewan ini bertugas melaksanakan urusan-urusan yang
berhubungan dengan pertahanan, guna melindungi integritas Tanah Air dan untuk
pengawasan terhadap Angkatan Bersenjata.
Pola pertahanan Kuwait sesuai dengan konstitusi adalah
bersifat defensif, yakni melarang melakukan penyerangan duluan terhadap negara
tetangga, namun berkewajiban membela negara. Hal ini tercermin dari pasal 68
konstitusi yang menyatakan : “Amir harus menyatakan perang defensif dengan
suatu dekrit. Perang offensif adalah dilarang”. Amir adalah Panglima tertinggi
Angkatan Bersenjata dan oleh sebab itu berhak mengangkat dan atau memberhentikan perwira.[13]
BAB III
KESIMPULAN
Kuwait mengalami kemerosotan dan kehancuran dalam
berbagai sektor saat terjadi Perang Teluk II. Kemelut Perang Teluk II akibat
invasi Irak atas Kuwait sangat berpengaruh terutama pada sektor ekonomi dan
politik di Kuwait.
Pada sektor ekonomi, jumlah penduduk yang menurun
drastis mengakibatkan masalah ketenagakerjaan dan berkurangnya penduduk
Palestina yang mayoritas penduduk kelas menengah secara tidak langsung
mengakibatkan melemahnya perekonomian. Rusaknya infrastuktur perminyakan
sebagai sandaran perekonomian Kuwait, mengakibatkan penurunan pendapatan
negara. Bukannya surplus, negara malah mengalami defisit guna pembiayaan
perang. Bahkan, sebagai rentetan akibat invasi Irak itu, Kuwait akhirnya
terpaksa pula menerapkan suatu kebijakan baru dengan mengenakan pajak bagi
fasilitas-fasilitas umum, suatu kebijakan yang sebelumnya “tidak” dikenal oleh
warga Kuwait.
Sedangkan pada sektor politik, Perang Teluk juga
mengubah dinamika politik di Kuwait. Selama perang teluk, sebagian besar para
pemimpin oposisi dan pemerintahan kuwait mengasingkan diri ke Arab Saudi. Di
Arab Saudi, para pemimpin oposisi kuwait menunjukkan keprihatinannya atas
invasi Irak ke Kuwait dan keadaan Politik kuwait yang berantakan. Mereka
menemui pemimpin Kuwait saat itu, Sheikh Jaber Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah
supaya berjanji untuk segera mengembalikan sistem demokrasi politik di Kuwait
seperti keadaan sebelum perang.
Pasca Perang Teluk, Pemerintah Kuwait sesegera mungkin
melakukan rekonstruksi sektor ekonomi dan politik. Pada sektor ekonomi,
Pemerintah Kuwait lebih menitikberatkan pada perbaikan infrastruktur
perminyakan sebagai sumber devisa utama negara, melakukan reformasi bank-bank,
penyelesaian kredit macet, pembayaran utang-utang negara dan prioritas utama
meningkatkan taraf hidup warga negara Kuwait. Semua hal tersebut dilakukan guna
mengisi kekosongan kas negara yang defisit guna pembiayaan perang. Sedangkan
pada sektor politik, pasca Perang Teluk, Pemerintah Kuwait segera melakukan
Pemilihan Umum guna Majelis Nasional dan pada politik luar negerinya, Kuwait
menitikberatkan pada perbaikan sistem Pertahanan dan Keamanan.
Daftar Pustaka
Buku :
Bandoro, Bantarto (editor). 1991. Timur Tengah Pasca Perang Teluk : Dimensi Internal dan Eksternal.
Jakarta : Centre for Strategic an International Studies.
Sihbudi, Riza dkk. 1995. Profil
Negara-Negara Timur Tengah. Jakarta : Pustaka Jaya.
The Economic and Bussiness Report. 1993. The World Information Middle East Review 1993/1994. London : Unwin
Brothers.
Internet
:
Perang Teluk II. www.wikipedia.com.
6 Mei 2009. 13.00 WIB.
Persian Gulf. http://countrystudies.us.
15 Mei 2009. 14.00 WIB.
[1] Sihbudi, Riza dkk. Profil
Negara-Negara Timur Tengah. Jakarta : Pustaka Jaya, 1995. Hal : 122
[2] Ibid, Hal : 123
[3] Perang Teluk II. www.wikipedia.com
[4] Ibid, www.wikipedia.com
[5] Ibid, www.wikipedia.com
[6] Bandoro, Bantarto (editor). Timur
Tengah Pasca Perang Teluk : Dimensi Internal dan Eksternal. Jakarta :
Centre for Strategic an International Studies, 1991. Hal : 5
[7] Ibid, Hal : 6
[8] The Economic and Bussiness Report. The
World Information Middle East Review 1993/1994. London : Unwin Brothers,
1993. Hal : 53
[9] Loc. Cit, Hal : 129
[10] Loc. Cit, Hal : 126
[13] Loc. Cit, Hal : 141
SINTAKSIS
UNIVERSITAS INDONESIA
Nama : Dimas Rizki Pratomo
NPM : 0806355090
SINTAKSIS
Sintaksis merupakan bagian dari
subsistem tata bahasa atau gramatika. Sintaksis menelaah struktur satuan bahasa
yang lebih besar dari kata, mulai dari frasa hingga kalimat. Sintaksis
merupakan studi gramatikal struktur antarkata. Struktur yang dimaksud disini
untuk sebagian, ialah urutan kata. Sebagian besar makna suatu frasa, misalnya
bergantung pada urutan kata pembentuknya. Contoh :
1.
Adik guru
2.
Guru adik
Antara kalimat 1 dan 2
memiliki perbedaan makna. Tapi,kadang – kadang perubahan urutan kata tidak
berpengaruh terhadap makna. Misal :
@
Kemarin kami membeli penggaris di toko buku.
@
Kemarin di toko buku kami membeli penggaris.
Gramatikal dan
Tidak Gramatikal
Tata bahasa atau gramatika
setiap bahasa mencakup kaidah – kaidah sintaksis yang mencerminkan pengetahuan
penutur bahasa atas fakta – fakta tersebut. Rangkaian kata yang mematuhi kaidah
sintaksis disebut apik, sebaliknya,
yang tidak mematuhi kaidah sintaksis disebut tidak apik.
Tafsir Ganda
Pengetahuan sintaksis tidak
hanya menetapkan rangkaian mana yang gramatikal dan mana yang tidak gramatikal,
tetapi juga menjelaskan tafsir ganda atau ketaksaan. Contoh :
1.
Laki – laki
dan perempuan tua.
2.
Istri kolonel
yang nakal itu
Kata tua pada kalimat 1
dapat menjadi atribut atau keterangan pada perempuan saja atau baik pada laki –
laki maupun pada perempuan. Pada frasa yang nakal pada kalimat 2 dapat
menjadiatribut atau keterangan pada istri atau pada kolonel.
Hubungan Gramatikal
Pengetahuan sintaksis juga memungkinkan
kita untuk menentukan hubungan – hubungan gramatikal di dalam kalimat, misalnya
subjek atau objek. Contoh :
1.
Dimas mencium Wulan
2.
Wulan mencium
Dimas
3.
Wulan dicium
Dimas
Pada contoh 1, Dimas menjadi
subjek yang dipahami sebagai pelaku perbuatan, sementara Wulan sebagai objek
yang dikenai.
Kaidah – kaidah sintaksis
mengungkapkan hubungan – hubungan gramatikal antar kata dalam sebuah kalimat
serta memperlihatkan kapan perbedaan struktural mengakibatkan perbedaan makna
dan kapan tidak.
Struktur Kalimat
Kata – kata di dalam sebuah
kalimat takluk kepada kaidah yang mengatur urutan kata dan pengelompokan kata.
Kategori Gramatikal
Golongan ujaran yang saling dipersulihkan
tanpa kehilangan kegramatikalanya disebut kategori gramatikal. Kategori
gramatikal meliputi kata, frasa, klausa dan kalimat. Kategori gramatikal
mengisi tempat – tempat tertentu dalam suatu konstruksi bahasa. Tempat tersebut
dinamakan fungsi gramatikal.
Kata
Kata dapat digolongkan atas dua
jenis besar, yaitu partikel dan kata penuh. Partikel adalah kata yang jumlahnya
terbatas, biasanya tidak mengalami proses morfologis, bermakna gramatikal dan
dikuasai denga cara menghafal. Kata penuh mempunyai ciri yang berlawanan dengan
partikel, yang terutama adalah maknanya yang bermakna leksikal. Kata penuh
dibagi yaitu nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat),
adverbia (kata keterangan), Preposisi (kata depan), dan sebagainya.
Frasa
a.
Frasa
eksosentris
Frasa
yang salah satu pembentuknya berbentuk preposisi. Contoh :
1. Di rumah
2. Kepada mereka
b.
Frasa
endosentris
Frasa
yang mempunyai induk. Contoh :
1. Kucing Hitam
c.
Frasa
koordinatif
Frasa
yang berinduk ganda. Contoh :
1. Ayah dan Ibu
2. Tua dan Muda
Klausa
a. Klausa bebas : klausa yang dapat berdiri sendiri
menjadi kalimat.
b. Klausa terikat : klausa yang tidak dapat bersiris
endiri sebagai kalimat.
Kalimat
Kalimat
berdasarkan jumlah dan macam klausanya :
a.
Kalimat
sederhana atau kalimat tunggal.
b.
Kalimat
bersusun
c.
Kalimat
majemuk
d.
Kalimat
mejemuk bersusun.
Berdasarkan
struktur intern klausa utamanya :
a. Kalimat lengkap
b. Kalimat tak lengkap
Berdasarkan
jenis tanggapan yang diharapkan :
a. Kalimat pernyataan
b. Kalimat pertanyaan
c. Kalimat perintah
Berdasarkan
sifat antara pelaku dan perbuatan ;
a. Kalimat aktif
b. Kalimat pasif
c. Kalimat tengah
d. Kalimat netral
Berdasarkan
ada tidaknya unsur ingkar atau unsur negatif di dalam predikatnya :
a. Kalimat positif
b. Kalimat negatif.
MORFOLOGI
UNIVERSITAS INDONESIA
Nama : Dimas Rizki Pratomo
NPM : 0806355090
Morfologi
Morfologi
merupakan studi gramatikal struktur intern kata. Morfologi sering disebut juga
tata kata atau tata bentuk. Dalam morfologi terdapat istilah morfem. Morfologi
mengenal unsur dasar satuan terkecil dalm wilayah pengamatannya. Apa itu Morfem
? Morfem adalah satuan terkecil dalam morfologi. Morfem merupakan satuan hasil
abstraksi wujud lahiriah atau bentuk fonologisnya. Sebagian besar morfem
mempunyai wujud lahiriah yang tetap dimanapun tempatnya, namun, ada sebagian
morfem yang berbeda wujud lahiriahnya jika berbeda tempatnya. Misalnya morfem
“di”, merupakan contoh morfem yang mempunyai satu wujud fonologis, sedangkan
morfem “me” dan “ber” merupan contoh morfem yang mempunyai lebih dari satu wujud
fonologis. Anggota – anggota suatu morfem disebut Alomorf morfem itu.
J Jenis – jenis
morfem
Morfem
dapat dibedakan menurut jenisnya melalui beberapa ukuran, yaitu :
a.
Berdasarkan banyaknya
alomorf yang dimiliki
1.
Morfem beralomorf satu,
contoh morfem “di”
2.
Morfem beralomorf lebih
dari satu, contoh morfem “me” dan “ber”
b.
Menurut kemungkinan
berdiri sebgai kata
1.
Morfem terikat, contoh
“di” dan “ber”
2.
Morfem bebas, mampu
berdiri sendiri sebagai kata, contoh “lihat”, “orang” dsb.
c.
Menurut jenis fonem
yang menyusunnya
1.
Morfem segmental,
disusun oleh unsur- unsur segmental, contoh “lihat”, “orang”, “ter” dsb.
2.
Morfem suprasegmental.
Contoh dalam bahasa di sudan.
3.
Morfem segmental –
suprasegmental.contoh dalam bahasa cina.
d.
Berdasarkan hubungan
bagian – bagian morfem
1.
Morfem utuh, contoh
“ter”, “pun”, “lihat”
2.
Morfem terbagi, contoh
“ke....an”, “per....an”
e.
Berdasarkan macam
maknanya
1.
Morfem leksikal,
mempunyai makna yang menunjuk kepada benda, hal, perbuatan atau sifat di
sekitar kita. Contoh “pohon”, “duduk”
2.
Morfem gramatikal,
tidak mempunyai makna dasar, contoh “ber”, “me”
Morfem dan makna gramatikal
Beberapa
kategori makna gramatikal :
a.
Jumlah. Masing – masing
bahasa membedakan kategori tunggal dan kategori jamak.
b.
Jenis. Afiks pada kata
menunjukkan kata tersebut maskulian atau feminin.
c.
Milik. Milik dinyatakan
dengan afiks, misal “-ku”
d.
Kala. Waktu terjadinya
suatu perbuatan.
e.
Aspek. Berkaitan dengan
macam perbuatan.
f.
Diatesis. Menggambarkan
hubungan antara pelaku atau peserta dengan perbuatan.
g.
Orang. Kategori makna,
seperti orang pertama, orang keduadan orang ketiga.
h.
Modus. Menggambarkan
suasana psikologis suatu perbuatan sebagaimana ditafsirkan oleh pembaca.
1.
Modus indikatif,
menunjukkan sikap netral
2.
Modus optatif,
menunjukkan harapan
3.
Modus interogatif,
menunjukkan pertanyaan
4.
Modus kondisional,
menunjukkan persyaratan terjadinya perbuatan
5.
Modus imperatif,
menunjukkan perintah
Langganan:
Postingan (Atom)